Friday, January 12, 2018

POKOK TELOK
 Pohon Telur Khas Melayu Pontianak




Sejak dulu saya senang menyimpan cangkang telur, setiap membuat telur mata sapi, telur dadar, membuat aneka kue selalu saya memecah ujung cangkang telur sedikit saja bagian ujungnya. Pelan-pelan saya keluarkan isinya lalu saya cuci di air mengair dan dikeringkan dengan posisi bagian bolong dibawah agar tetesan air bisa keluar. Setelah kering disimpan di tempat tertutup.

Jatuh hati dengan cangkang telur ini bermula ketika kecil saya sering membeli agar-agar yang dijual pedagang kue Chinesse yg di tempatkan dalam cangkang telur. Kelihatan unik, lucu dan higienis. Setelah memiliki anak dan mulai  memiliki stok cangkang telur yang banyak saya sering membuatkan jelly  cangkang telur sebagai wadahnya. Biasanya anak-anak akan senang mengupasnya sebelum memakannya seolah-olah  sedang mengupas telur.

Penampakannya :

Hasil gambar untuk cangkan telur kreatif

Selain untuk wadah makanan, ide saya kemudian berkembang saat putri saya diminta gurunya untuk mengikuti lomba karya daur ulang,  Ide kreatif  menuntun saya untuk memilih cangkang telur yang stoknya sudah lumayan banyak di dapur. Hasil karyanya seperti ini :

Hasil gambar untuk bunga tulip cangkan telur

Kemudian disuatu liburan sekolah yang panjang saya terpikir untuk mengisi liburan anak-anak tetangga di perumahan tempat saya tinggal dengan mengajarkan mereka membuat suatu prakarya yang mudah, murah dan ramah lingkungan. Idenya apa lagi kalau bukan memanfatkan cangkang telur di dapur yang jumlahnya tak habis-habis. karena temanya liburan yang menyenangkan dan fun terpikir untuk membuat badut yang lucu dan full colour. Sebagai bajunya saya memanfaatkan kain perca  limbah dari sepre yang sering saya buat. Hasilnya seperti ini :

Hasil gambar untuk badut kain perca cangkang telur

Entah kenpa saya merasa berdosa bila memasak telur tapi membuang cangkangnya, saya sudah dari kecil jatuh cinta dengan bentuk bulat lonjongnya, warna yang unik dan harga yang terjangkau. Hingga di penghujung 2015 saya harus meninggalkan Bogor dan hijrah ke Pontianak. Di tempat baru ini saya mengajar di SMP sebagai guru prakarya. Sudah pasti setiap ada project dadakan yang menuntut saya untuk mengecilkan budget dan terbentur pada tema daur ulang sudah pasti karya saya akan menggunakan cangkang kulit telur,  karya perdana saya di pontianak akhirnya membuat 50 buah souvenir dgn teman kearifan lokal pontianak ( menggunakan kain corak insang) untuk guru-guru tamu dari Malaysia dan perbatasan Kalbar.  Hasilnya sebagai berikut :





Anak-anak sangat senang diajarkan gurunya membuat boneka tema kearifan lokal ini, saya sampai mengajarkannya di ekskul juga atas permintan mereka. Foto-fotonya :




Hingga tiba lah pada hari penuh tantangan itu.... diminta membuat Pokok Telok, pohon telur berupa setangkai bunga buatan dengan sebutir telur rebus ditangkainya. Pokok telok ini dibuat dalam rangka pemecahan rekor MURI dan Khataman masal di kota pontinak. Idenya apa lagi bila bukan menggunakan bahan cangkang telur. Hanya saja berdasarkan pengalaman dan pertimbangan keawetan dan menghindari kondisi cangkang telur hancur karena dicolok-colok pengunjung untuk membuktikan telur asli atau bukan akhirnya saya menggunakan telur plastik sebagai pengganti telur asli, ini hasilnya :


Alhamdulillah menjadi juara 7 sekota  Pontianak dan favorit banyak pengunjung karena unik, lucu dan tampil beda.


Sekilas bebeapa foto proses pembuatan boneka Bujang Dare dan perahu Lancang Kuning





Pernah pula membuat boneka Bujang Dare ini untuk souvenir bagi tamu, kali ini berwarna hijau :





 Terkadang saya membuat sepasang untuk hadiah bagi keponakan yang baru lahir :



Kedepan saya berharap bisa mnghasilkan karya lain yang memanfaatan limbah selain cangkang telur, ide yang sudah terpikirkan adalah memanfaatkan gelas air kemasan yang limbahnya sangat banyak. Mungkin bila ada waktu saya akan membuat video tutorialnya di youtube. Semoga bermanfaat.



























































































































































































































































































































































































































































No comments:

Post a Comment